Kisah seram ini akan membuatmu merinding, jika kamu menghayatinya dan membayangkan dirimu jadi tokoh utama dalam kisah ini. Mungkin kisah seram ini tidaklah nyata atau mungkin hanya reka'an yang dibuat*, malah lebih tepatnya merupakan sebuah Urban Legend.
Namun, bagi penggemar Novel baik nyata maupun tidak tetap saja sebuah kisah bisa memuaskan rasa haus mereka akan kisah yang bisa membuat bulu kuduk merinding atau sekedar membawa kita hanyut pada perasaan dari kisah tersebut. Yaa, cukuplah basa-basinya kurasa saya akan memulai kisah seram ini.
Kisah seram yang membuatmu merinding
"Di suatu malam seorang perempuan menaiki kereta, Dia duduk berpapasan dengan seorang wanita, yang duduk diantara dua pria. Dia tidak terlalu peduli dengan mereka, kecuali wanita itu terlihat seperti menatapinya, tapi dia tidak bisa melihat begitu jelas karena wanita itu memakai tutup kepala nya.Diperberhentian
"Turun di perberhentian berikutnya denganku, sebaiknya kamu percaya padaku" Di perberhentian berikutnya perempuan itu turun dari kereta dengan pria tersebut dan melihat keretanya melaju. Pria itu nengok ke perempuan itu dan bilang:
"Syukurlah, Aku adalah doktor dan wanita itu sudah mati, dua pria disampingnya menahan tubuhnya"
========================================================
Ibuku berjalan ke ruanganku dan aku berdiri dibelakangnya dan teriak "BOO!!!". Dia menjerit histeris dan berlari menjauhi ruanganku. Aku selalu melakukannya, tapi kurasa ini cukup lucu saat aku melakukannya ketika aku masih hidup dulu.
==========================================================
Kisah yang menyeramkan dari Korea, tentang seorang pemuda amerika dan dua anak perempuan dalam perjalanan pulang di malam hari, di malam itu mereka bertiga menghadapi sesuatu yang sangat mengerikan. Beberapa tahun yang lalu, aku melakukan perjalanan ke Korea Selatan untuk mengajar pelajaran bahasa Inggris di sebuah sekolah. Aku tinggal di sebuah apartemen dan aku tinggal bersama dengan dua gadis Korea yang bernama Mi Sun dan Hwa Young.
Suatu malam, kami pergi ke klub malam, Mi Sun, Hwa Young dan aku sedang menikmati beberapa aneka minuman bersoda dan menari selama berjam-jam di klub malam itu. Di akhir tengah malam, kami memutuskan untuk pulang dan naik taksi. Setelah kami bertiga di area luar klub malam, aku melihat sebuah taxi yang berwarna kuning yang sedang melaju ke arah klub, dan aku melambaikan tanganku pada taksi itu. Setelah taxi itu berhenti di depan kami dan kami pun langsung masuk ke dalam, Aku duduk di kursi depan bersama supir dan dua gadis temanku duduk di kursi belakang.
Supir taksi kali ini memiliki raut wajah yang sangat aneh dan tidak seperti wajah di kalangan supir taxi lainya. Supir taxi ini dapat berbicara bahasa Inggris sangat baik dan fasih. Saat di perjalanan kami pulang ke apartemen, supir taxi ini mulai menceritakan sebuah cerita kepada kami bertiga dan di selingi beberapa lelucon hangat, supir taxi ini sebenarnya sangat lucu dan kami bertiga selama di perjalanan hanya bisa tertawa dan tertawa mendengar apa yang di bicaraka supir taxi ini. Ketika aku sedang tertawa terpingkal-pingkal, aku melirik ke belakang dan aku melihat teman gadisku Mi Sun dan Hwa Young saat itu mereka tidak tertawa sama sekali. Bahkan, mereka hanya berdiam diri saja dan memasang ekspresi yang aneh di wajah mereka, mereka seperti mencurigai sesuatu, entah apakah itu? "Apa ada yang salah?", tanyaku. "Kenapa kalian berdua tidak tertawa sama sekali?" Mereka berdua tidak menjawab sama sekali.
Sebaliknya, mereka hanya duduk dan hanya bisa menatap lurus ke depan. Tiba-tiba, Hwa Young membungkukan tubuhnya ke depan dan mengatakan sesuatu kepada supir taksi ini dengan berbisik ke telinga supir ''Pak supir, kami berdua turun di sini saja ya.'' setelah mendengar permintaan dari Hwa Young, sang supir mulai menepi ke sisi jalan dan dua gadis ini keluar dari taksi dan pergi dengan cepat tanpa mengatakan sepatah kata pun padaku, sungguh aneh bukan mereka meninggalkan aku sendiri di taxi ini?. Apakah ada yang salah dengan cerita lelucon supir ini? aku sungguh sangat bingung sekali saat itu, apa ada yang salah dengan taxi ini? Selama di perjalanan aku pun mulai bingung dan berpikir di hati ''Apa jangan-jangan taxi ini adalah taxi hantu? Dan supir ini adalah hantu, seperti di film-film? Saat aku melirik ke supir itu, tidak ada yang aneh dengan wajah supir karena aku sangat tahu ciri-ciri hantu, mereka memiliki wajah pucat dan bertubuh dingin, dan supir yang ku lihat ini tidak seperti itu karena dia hanya manusia biasa seperti diriku.
Setelah itu, aku pun telah sampai di depan apartemen, dan aku membayar supir ini dan mengucapkan ''Thank you, sir.'' dan supir itu menjawab dengan ''You are welcome and thank to use my taxi.'' saat itu aku sama sekali tidak merasakan apa-apa seperti merasa takut dan beranggapan aneh kepada supir itu, setelah itu tidak tahu kenapa taxi itu melaju dengan cepat dan seperti terburu-buru dan di sini aku mulai curiga dengan taxi itu, setelah sesampainya di apartemen, kedua temanku Mi Sun dan Hwa Young telah menunggu di depan apartemen dan sepertinya mereka telah menunggu ke pulanganku, "Apa yang telah terjadi setelah kami keluar dari taxi itu?" Tanya mereka berdua. Aku pun sangat bingung dengan pertanyaan dari mereka, wajah mereka pucat karena ketakutan. "Kita harus menelepon polisi sekarang juga!" kata Hwa Young.
"Apakah kau tidak mendengarnya?" Kata Mi Sun. "Ada suara aneh yang berasal dari belakang bagasi taksi, dan suara aneh itu adalah suara seorang wanita yang berkata, "Tolong aku! Tolong, Tolong, siapa saja yang berada di taxi ini harap tolonglah aku, bukakan aku di bagasi ini sambil berteriak-teriak!." ''Apakah benar? Aku sungguh tidak mendengar suara apapun? Mungkin itu hanya halusinasi kalian karena beranggapan aneh dengan taxi itu!'' jawabku tegas. "Kau sungguh keterlaluan sampai tidak dengar suara itu, suara itu sangat keras dan dia berteriak sambil menggedor-gedor bagasi belakang mobil, dan ketika kami berdua turun dari mobil wanita itu berteriak ''Kalian harus cepat turun dari taxi ini karena supir taxi ini adalah seorang pembunuh dan aku disekap sebagai korban berikutnya!''. Jawab kedua gadis itu serempak.
Dan saat itulah aku mulai merasa ketakutan dan keringat dingin mulai mengucur di bagian punggungku. Dan aku berkata di dalam hati ''Sungguh beruntungnya diriku, sungguh sangat beruntungnya...''
=====================================================================
Kami Masih Tujuh Orang(?)
Desa dimana tempat aku tinggal sedang dilanda rumor maling, malam hari menjadi sangat rawan karena pada jam segitu lah biasanya maling beroperasi. Anehnya, maling tersebut selalu menjarah rumah yang saling berdekatan, misalnya saja malam ini rumah nomor 1 kemalingan, dan esoknya, rumah nomor 2 yang selanjutnya menjadi target, begitu seterusnya.
Namun disini aku bukan bercerita tentang aksi maling tersebut, tapi aku akan bercerita bagaimana peristiwa yang menimpaku dan teman-temanku yang saat itu mendapat tugas ronda malam untuk mengamankan desa dari terror maling tersebut. Namun sialnya, kami mendapatkan tugas ronda itu tepat pada malam Jum’at Kliwon. Saat itu desa masih minim penerangan, maka tak heran jika aku dan teman-temanku sudah biasa main ditempat gelap hingga kami menganggap itu hal biasa. Tapi tidak setelah peristiwa ini.
Pada malam kami bertugas ronda, salah satu temanku memberikan usul bagaimana jika kami menakuti-nakuti maling tersebut dengan menyamar menjadi setan. Kami pun menyutujuinya, dengan bermodalkan sprei putih dan tali raffia, kami pun memilih setan pocong sebagai penyamarannya.
Di desa kami kebetulan hanya punya 2 akses jalan utama, yaitu jalan masuk dan jalan keluar Desa. Aku dan teman-teman sepakat bahwa tidak mungkin si maling tersebut menerobos dua jalan tersebut, karena tak mungkin ia berani masuk lewat jalan yang terbuka macam itu. Lalu kami putuskan untuk menunggu maling tersebut di area pesawahan.
Hari Kamis tepat Malam Jum'at Kliwon, aku dan teman-teman sedang berada ditempat yang gelap diantara tumbuhan padi, jumlah kami saat itu adalah 7 orang yang berarti angka ganjil. Nenekku sering bercerita, angka ganjil itu vague, konon biasanya angka ganjil tersebut akan berubah menjadi genap, kalau tidak salah satunya ada yang hilang, makan aka nada sosok lain yang akan memenuhi angka ganjil tersebut. Tapi kami tak peduli dan merasa itu hanyalah sebuah cerita mengingat kami sudah sering sekali main dan berkumpul ditempat yang seram dengan jumlah ganjil, namun tak pernah terjadi apa-apa.
Setelah beberapa lama kami di pesawahan, namun yang kami tunggu tak kunjung muncul. Oh ya, hampir saja aku lupa, yang menyamar menjadi pocong saat itu hanya satu orang, yaitu Rian. Kami melakukan hal itu agar saat malingnya nanti muncul, aku dan 5 temanku yang lain bisa langsung mengejarnya.
Berhubung kami keburu bosan karena tak ada orang mencurigakan yang muncul, kami pun akhirnya menyerah. Namun tepat disaat itu juga, Rian dengan dandanan pocongnya mendadak tergagap, dia bilang kalau ia baru saja melihat sesuatu diatas langit. Kami terhenyak dan serentak mendongak kearah yang ia tunjuk hingga aku sadar bahwa kini bulu kudukku berdiri, teman-temanku yang lain memandang ngeri melihat objek diatas sana.
Tepat diatas kami, ada sesuatu berwarna putih yang tengah melayang, aku sempat berpikir bahwa itu hanyalah plastic yang terbang tersapu angin. Tapi seramnya benda tersebut tidak bergerak sedikitpun, padahal angin sedang berhembus dengan kencang. Aku berharap itu adalah sesuatu lain dan bukan sosok menakutkan yang sempat melintas dipikiranku, tapi bentuknya yang lonjong dan tinggi dengan bagian atas dan bawahnya terikat tak mampu aku elakkan. Memang sih sosok itu terlihat jauh diatas sana, tapi 200% aku yakin bentuknya memang seperti itu.
Aku dan teman-teman yang lain mulai meringis ngeri, serentak kami memutuskan untuk pergi dan pulang ke pos ronda. Tapi sialnya, benda diatas itu tiba-tiba saja mengarah pada kami dengan kecepatan yang tinggi, aku dan yang lainnya terperangah karena sebentar lagi kami akan tertimpa benda tersebut.
Bruk!
Benda menyeramkan itu jatuh tepat diatas kami berpijak entah sudah menubruk siapa, namun aku yakin betul kalau benda itu jatuh tepat disampingku, aku tak berani melihat dan tak tahu seperti apa wujud aslinya jika dilihat sedekat ini. Kami semua langsung panic, namun tubuhku tak mampu bergerak saking shock-nya, aku mendadak lumpuh dan tak bisa kemana-mana, tapi untungnya salah satu temanku yang saat itu mampu bergerak langsung meraih tanganku membuat persendian tubuhku kembali normal. Aku pun akhirnya melakukan hal yang sama pada salah seorang yang ada didekatku untuk membantunya berdiri dan berlari, aku terus berlari tanpa menoleh kebelakang hingga akhirnya aku dan yang lainnya sampai di pos ronda yang ada ditengah-tengah desa.
Kami masa bodo dengan apa yang terjadi barusan, justru kami malah membuat lelucon tentang kejadian tadi dengan saling bertukar imajinasi, Tadi itu apa ya? Gue gak liat, hahaha. Seperti itulah.
Kemudian kami mendadak bisu merasakan ada sesuatu yang janggal di pos ronda ini, kata-kata lelucon kami barusan seperti hilang tertelan angin membuat kami diam berjamaah. Kami kembali merasa merinding, bukan karena gelapnya pos ronda yang minim penerangan, bukan juga karena kejadian kejatuhan sosok barusan, atau pun karena jumlah kami yang berkurang ataupun bertambah.
Nyatanya, kami masih bertujuh.
Benar-benar bertujuh.
Tapi
Sosok yang memakai kain putih disudut sana hanya terdiam disaat kami tertawa.
Penerangan yang minim membuat kami tak sadar.
Sosok yang duduk dipojok itu terbungkus kain putih menutupi wajahnya lengkap dengan ikat tali putih diatas kepala dan bawah kakinya.
Jantungku berpacu cepat.
Itu jelas bukan Rian yang menyamar.
Poci-nya numpang duduk di pos tuh
Temennya salah narik tuh, dan yang ditarik bukan si rian, Si riannya malah pingsan di sawah. tapi si rian tidak apa-apa karena sudah dipanggilkan orang pintar.
Cerita diambil dari wattpad: https://www.wattpad.com/114071010-creepypasta-nightmare-24-we-are-still-seven-people
Itulah beberapa serpihan kisah seram yang bisa saya bagikan, mungkin tak banyak karena saya orangnya selektif dan hanya memilih kisah yang menurutku ga terlalu gore tapi tetep masih ada efek serammnya. Jika Masih kurang dengan kisahnya baca juga postingan saya sebelumnya mengenai Urban Legend jepang yang menakutkan.
==========================================================
Kisah yang menyeramkan dari Korea, tentang seorang pemuda amerika dan dua anak perempuan dalam perjalanan pulang di malam hari, di malam itu mereka bertiga menghadapi sesuatu yang sangat mengerikan. Beberapa tahun yang lalu, aku melakukan perjalanan ke Korea Selatan untuk mengajar pelajaran bahasa Inggris di sebuah sekolah. Aku tinggal di sebuah apartemen dan aku tinggal bersama dengan dua gadis Korea yang bernama Mi Sun dan Hwa Young.
Suatu malam, kami pergi ke klub malam, Mi Sun, Hwa Young dan aku sedang menikmati beberapa aneka minuman bersoda dan menari selama berjam-jam di klub malam itu. Di akhir tengah malam, kami memutuskan untuk pulang dan naik taksi. Setelah kami bertiga di area luar klub malam, aku melihat sebuah taxi yang berwarna kuning yang sedang melaju ke arah klub, dan aku melambaikan tanganku pada taksi itu. Setelah taxi itu berhenti di depan kami dan kami pun langsung masuk ke dalam, Aku duduk di kursi depan bersama supir dan dua gadis temanku duduk di kursi belakang.
Supir taksi kali ini memiliki raut wajah yang sangat aneh dan tidak seperti wajah di kalangan supir taxi lainya. Supir taxi ini dapat berbicara bahasa Inggris sangat baik dan fasih. Saat di perjalanan kami pulang ke apartemen, supir taxi ini mulai menceritakan sebuah cerita kepada kami bertiga dan di selingi beberapa lelucon hangat, supir taxi ini sebenarnya sangat lucu dan kami bertiga selama di perjalanan hanya bisa tertawa dan tertawa mendengar apa yang di bicaraka supir taxi ini. Ketika aku sedang tertawa terpingkal-pingkal, aku melirik ke belakang dan aku melihat teman gadisku Mi Sun dan Hwa Young saat itu mereka tidak tertawa sama sekali. Bahkan, mereka hanya berdiam diri saja dan memasang ekspresi yang aneh di wajah mereka, mereka seperti mencurigai sesuatu, entah apakah itu? "Apa ada yang salah?", tanyaku. "Kenapa kalian berdua tidak tertawa sama sekali?" Mereka berdua tidak menjawab sama sekali.
Sebaliknya, mereka hanya duduk dan hanya bisa menatap lurus ke depan. Tiba-tiba, Hwa Young membungkukan tubuhnya ke depan dan mengatakan sesuatu kepada supir taksi ini dengan berbisik ke telinga supir ''Pak supir, kami berdua turun di sini saja ya.'' setelah mendengar permintaan dari Hwa Young, sang supir mulai menepi ke sisi jalan dan dua gadis ini keluar dari taksi dan pergi dengan cepat tanpa mengatakan sepatah kata pun padaku, sungguh aneh bukan mereka meninggalkan aku sendiri di taxi ini?. Apakah ada yang salah dengan cerita lelucon supir ini? aku sungguh sangat bingung sekali saat itu, apa ada yang salah dengan taxi ini? Selama di perjalanan aku pun mulai bingung dan berpikir di hati ''Apa jangan-jangan taxi ini adalah taxi hantu? Dan supir ini adalah hantu, seperti di film-film? Saat aku melirik ke supir itu, tidak ada yang aneh dengan wajah supir karena aku sangat tahu ciri-ciri hantu, mereka memiliki wajah pucat dan bertubuh dingin, dan supir yang ku lihat ini tidak seperti itu karena dia hanya manusia biasa seperti diriku.
Setelah itu, aku pun telah sampai di depan apartemen, dan aku membayar supir ini dan mengucapkan ''Thank you, sir.'' dan supir itu menjawab dengan ''You are welcome and thank to use my taxi.'' saat itu aku sama sekali tidak merasakan apa-apa seperti merasa takut dan beranggapan aneh kepada supir itu, setelah itu tidak tahu kenapa taxi itu melaju dengan cepat dan seperti terburu-buru dan di sini aku mulai curiga dengan taxi itu, setelah sesampainya di apartemen, kedua temanku Mi Sun dan Hwa Young telah menunggu di depan apartemen dan sepertinya mereka telah menunggu ke pulanganku, "Apa yang telah terjadi setelah kami keluar dari taxi itu?" Tanya mereka berdua. Aku pun sangat bingung dengan pertanyaan dari mereka, wajah mereka pucat karena ketakutan. "Kita harus menelepon polisi sekarang juga!" kata Hwa Young.
"Apakah kau tidak mendengarnya?" Kata Mi Sun. "Ada suara aneh yang berasal dari belakang bagasi taksi, dan suara aneh itu adalah suara seorang wanita yang berkata, "Tolong aku! Tolong, Tolong, siapa saja yang berada di taxi ini harap tolonglah aku, bukakan aku di bagasi ini sambil berteriak-teriak!." ''Apakah benar? Aku sungguh tidak mendengar suara apapun? Mungkin itu hanya halusinasi kalian karena beranggapan aneh dengan taxi itu!'' jawabku tegas. "Kau sungguh keterlaluan sampai tidak dengar suara itu, suara itu sangat keras dan dia berteriak sambil menggedor-gedor bagasi belakang mobil, dan ketika kami berdua turun dari mobil wanita itu berteriak ''Kalian harus cepat turun dari taxi ini karena supir taxi ini adalah seorang pembunuh dan aku disekap sebagai korban berikutnya!''. Jawab kedua gadis itu serempak.
Dan saat itulah aku mulai merasa ketakutan dan keringat dingin mulai mengucur di bagian punggungku. Dan aku berkata di dalam hati ''Sungguh beruntungnya diriku, sungguh sangat beruntungnya...''
=====================================================================
Apakah kita masih bertujuh?
Kami Masih Tujuh Orang(?)
Desa dimana tempat aku tinggal sedang dilanda rumor maling, malam hari menjadi sangat rawan karena pada jam segitu lah biasanya maling beroperasi. Anehnya, maling tersebut selalu menjarah rumah yang saling berdekatan, misalnya saja malam ini rumah nomor 1 kemalingan, dan esoknya, rumah nomor 2 yang selanjutnya menjadi target, begitu seterusnya.
Namun disini aku bukan bercerita tentang aksi maling tersebut, tapi aku akan bercerita bagaimana peristiwa yang menimpaku dan teman-temanku yang saat itu mendapat tugas ronda malam untuk mengamankan desa dari terror maling tersebut. Namun sialnya, kami mendapatkan tugas ronda itu tepat pada malam Jum’at Kliwon. Saat itu desa masih minim penerangan, maka tak heran jika aku dan teman-temanku sudah biasa main ditempat gelap hingga kami menganggap itu hal biasa. Tapi tidak setelah peristiwa ini.
Pada malam kami bertugas ronda, salah satu temanku memberikan usul bagaimana jika kami menakuti-nakuti maling tersebut dengan menyamar menjadi setan. Kami pun menyutujuinya, dengan bermodalkan sprei putih dan tali raffia, kami pun memilih setan pocong sebagai penyamarannya.
Di desa kami kebetulan hanya punya 2 akses jalan utama, yaitu jalan masuk dan jalan keluar Desa. Aku dan teman-teman sepakat bahwa tidak mungkin si maling tersebut menerobos dua jalan tersebut, karena tak mungkin ia berani masuk lewat jalan yang terbuka macam itu. Lalu kami putuskan untuk menunggu maling tersebut di area pesawahan.
Hari Kamis tepat Malam Jum'at Kliwon, aku dan teman-teman sedang berada ditempat yang gelap diantara tumbuhan padi, jumlah kami saat itu adalah 7 orang yang berarti angka ganjil. Nenekku sering bercerita, angka ganjil itu vague, konon biasanya angka ganjil tersebut akan berubah menjadi genap, kalau tidak salah satunya ada yang hilang, makan aka nada sosok lain yang akan memenuhi angka ganjil tersebut. Tapi kami tak peduli dan merasa itu hanyalah sebuah cerita mengingat kami sudah sering sekali main dan berkumpul ditempat yang seram dengan jumlah ganjil, namun tak pernah terjadi apa-apa.
Setelah beberapa lama kami di pesawahan, namun yang kami tunggu tak kunjung muncul. Oh ya, hampir saja aku lupa, yang menyamar menjadi pocong saat itu hanya satu orang, yaitu Rian. Kami melakukan hal itu agar saat malingnya nanti muncul, aku dan 5 temanku yang lain bisa langsung mengejarnya.
Berhubung kami keburu bosan karena tak ada orang mencurigakan yang muncul, kami pun akhirnya menyerah. Namun tepat disaat itu juga, Rian dengan dandanan pocongnya mendadak tergagap, dia bilang kalau ia baru saja melihat sesuatu diatas langit. Kami terhenyak dan serentak mendongak kearah yang ia tunjuk hingga aku sadar bahwa kini bulu kudukku berdiri, teman-temanku yang lain memandang ngeri melihat objek diatas sana.
Tepat diatas kami, ada sesuatu berwarna putih yang tengah melayang, aku sempat berpikir bahwa itu hanyalah plastic yang terbang tersapu angin. Tapi seramnya benda tersebut tidak bergerak sedikitpun, padahal angin sedang berhembus dengan kencang. Aku berharap itu adalah sesuatu lain dan bukan sosok menakutkan yang sempat melintas dipikiranku, tapi bentuknya yang lonjong dan tinggi dengan bagian atas dan bawahnya terikat tak mampu aku elakkan. Memang sih sosok itu terlihat jauh diatas sana, tapi 200% aku yakin bentuknya memang seperti itu.
Aku dan teman-teman yang lain mulai meringis ngeri, serentak kami memutuskan untuk pergi dan pulang ke pos ronda. Tapi sialnya, benda diatas itu tiba-tiba saja mengarah pada kami dengan kecepatan yang tinggi, aku dan yang lainnya terperangah karena sebentar lagi kami akan tertimpa benda tersebut.
Bruk!
Benda menyeramkan itu jatuh tepat diatas kami berpijak entah sudah menubruk siapa, namun aku yakin betul kalau benda itu jatuh tepat disampingku, aku tak berani melihat dan tak tahu seperti apa wujud aslinya jika dilihat sedekat ini. Kami semua langsung panic, namun tubuhku tak mampu bergerak saking shock-nya, aku mendadak lumpuh dan tak bisa kemana-mana, tapi untungnya salah satu temanku yang saat itu mampu bergerak langsung meraih tanganku membuat persendian tubuhku kembali normal. Aku pun akhirnya melakukan hal yang sama pada salah seorang yang ada didekatku untuk membantunya berdiri dan berlari, aku terus berlari tanpa menoleh kebelakang hingga akhirnya aku dan yang lainnya sampai di pos ronda yang ada ditengah-tengah desa.
Kami masa bodo dengan apa yang terjadi barusan, justru kami malah membuat lelucon tentang kejadian tadi dengan saling bertukar imajinasi, Tadi itu apa ya? Gue gak liat, hahaha. Seperti itulah.
Kemudian kami mendadak bisu merasakan ada sesuatu yang janggal di pos ronda ini, kata-kata lelucon kami barusan seperti hilang tertelan angin membuat kami diam berjamaah. Kami kembali merasa merinding, bukan karena gelapnya pos ronda yang minim penerangan, bukan juga karena kejadian kejatuhan sosok barusan, atau pun karena jumlah kami yang berkurang ataupun bertambah.
Nyatanya, kami masih bertujuh.
Benar-benar bertujuh.
Tapi
Sosok yang memakai kain putih disudut sana hanya terdiam disaat kami tertawa.
Penerangan yang minim membuat kami tak sadar.
Sosok yang duduk dipojok itu terbungkus kain putih menutupi wajahnya lengkap dengan ikat tali putih diatas kepala dan bawah kakinya.
Jantungku berpacu cepat.
Itu jelas bukan Rian yang menyamar.
Poci-nya numpang duduk di pos tuh
Temennya salah narik tuh, dan yang ditarik bukan si rian, Si riannya malah pingsan di sawah. tapi si rian tidak apa-apa karena sudah dipanggilkan orang pintar.
Cerita diambil dari wattpad: https://www.wattpad.com/114071010-creepypasta-nightmare-24-we-are-still-seven-people
Itulah beberapa serpihan kisah seram yang bisa saya bagikan, mungkin tak banyak karena saya orangnya selektif dan hanya memilih kisah yang menurutku ga terlalu gore tapi tetep masih ada efek serammnya. Jika Masih kurang dengan kisahnya baca juga postingan saya sebelumnya mengenai Urban Legend jepang yang menakutkan.
Anu, mau belajar nulis? Join grup kepenulisan aja. Di fb banyak.
ReplyDeletemalu buat share karya tulisan berupa novel or apa gitu. Sebenernya ide cerita sih banyak..
Delete